Pengajian Sabtu Pagi: Selain Pinter Juga Harus Berakhlak

MTsN 7 Kediri (3/2/24) sejak pukul 05.45 WIB wali murid berduyun-duyun di di halaman depan madrasah, sementara bapak ibu berjajar menyambut kedatangan mereka. Usai membubuhkan tanda tangan di daftar hadir wali murid kelas 8 menempati karpet yang tertata rapi. Wali murid laki-laki langsung menuju Shaf depan, sedangkan wali murid perempuan berada di belakang shaf laki-laki.

Sambil menunggu kedatangan hadirin, alunan sholawat dilantunkan grup Al Banjari, dan dilanjutkan pembacaan tahlil oleh siswa kelas 8 Ahmad Muhammad Abdurrahmat dan diikuti oleh seluruh hadirin.

Dalam sambutannya, Abas Shofwan, kepala MTsN 7 Kediri, mengingatkan agar senantiasa hadir dalam kegiatan tersebut, agar antara anak, sekolah, dan orang tua sama-sama mendapat pencerahan. "Insyaallah yang tausiyah mempunyai keilmuan lebih tinggi daripada kita. Sehingga ada gayung bersambut antara kita semua. Untuk itu Monggo yang belum hadir diajak untuk ikut pengajian," ungkapnya.

Abas juga mengajak kepada wali murid untuk sama-sama mengingatkan anak-anaknya untuk mentaati peraturan di madrasah, termasuk menjaga kebersihan madrasah.

Sementara itu dalam tausiyahnya K.H. Syamsul Abadi Al Khafid, pengasuh pondok LIM Alfalah Jombang menyampaikan empat hal penting dalam mendidik anak-anak untuk mencapai keberhasilan.

"Madrasah yang sungguh-sungguh, guru yang sungguh-sungguh, anak-anak yang sungguh-sungguh, dan yang tidak boleh ditinggalkan yakni doa orang tua."

Dia juga menyampaikan tentang peran seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya. 

"Allah sendiri telah memberi keistimewaan pada perempuan, di antaranya adalah dalam Al Qur'an terdapat surah Annisa' . Selain itu, wanita adalah tiang negara, sehingga wanita mempunyai peran penting dalam pembangunan bangsa," ungkap kiyai asal Jombang tersebut.

Pengasuh pondok pesantren LIM AlFalah itu juga mengingatkan tentang pentingnya akhlak.

"Pandai tetapi tidak punya tata Krama akan berbahaya bagi dirinya dan orang lain. Untuk itu selain pandai juga harus punya akhlak yang baik."

Dia juga berpesan agar anaknya pintar jangan jadi orang bahil, jika tidak bisa memberi orang lain, maka berbuat baiklah pada orang tua.


Dia bertausiyah, agar tidak menganiaya dirinya sendiri. ولا تلقوا بأيديكم الى التهلكة

 (Jangan memposisikan diri dalam kehancuran)

 إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

(Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa).



Dalam penutupnya kiyai asal Jombang itu berpesan agar orang tua selalu mendoakan anaknya, agar anaknya bukan hanya pandai tapi juga berakhlak.

(Jurnalis)

Post a Comment

Previous Post Next Post