Kasubdit KSKK Kementerian Agama Kunjungi MTsN 7 Kediri dalam Persiapan Program SKS

Kediri, 21 Juni 2023 Kasubdit KSKK Kementerian Agama Pusat Jakarta, Suwardi mengunjungi dan sekaligus pembinaan persiapan Program SKS di MTsN 7 Kediri. Dalam kunjungannya didampingi oleh Kasi Pendma Kementerian Agama Kabupaten Kediri Abdullah Rosyad.  Keduanya disambut langsung oleh kepala MTsN 7 Kediri.

Sebelum pembinaan kepala MTsN 7 Kediri, menyampaikan harapannya agar Madrasah yang dipimpinnya mendapat bimbingan tentang program SKS. Dia juga menyampaikan tentang keseriusan madrasah untuk mengikuti program tersebut. Bersamaan dengan itu pula hari ini para guru juga mengikuti  bimtek dengan pemateri tim SKS dari MTsN 2 Kediri Saiful Ali. 

Sementara itu kasi Pendma Kementerian Agama Kabupaten Kediri, Abdullah Rosyad membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Rasyad menyampaikan optimis akan keberhasilan MTsN 7 Kediri, dalam mengikuti program tersebut.

"Saya yakin MTsN 7 Kediri mampu mengikuti program tersebut," ungkapnya.

"Bahkan ini madrasah yang rekornya tercepat, dalam mengajukan rekomendasi," lanjutnya.

Rosyad juga memaparkan berbagai prestasi yang diperoleh MTsN 7 Kediri,  baik dalam bidang literasi maupun Adiwiyata.

Suwardi menyoroti lingkungan Madrasah yang asri, yang mendukung pembelajaran peserta didik. Namun, yang tidak kalah penting bagaimana Madrasah tahu kemampuan peserta didik.

"Guru harus mengenali bakat siswa, untuk itu dalam kurikulum merdeka ada asesmen diagnostik, yang merupakan upaya untuk mengetahui kemampuan dan potensi siswa," jelas Suwardi.

Alumnus IKIP Malang (UM) jurusan seni itu juga menekankan perlu adanya variasi pembelajaran, karena siswa ada yang menyukai menggambar, menulis, atau mendengarkan. Untuk itu guru yang mengajar di kelas SKS harus siap melayani siswanya dengan baik.

"Karena pada dasarnya SKS ini adalah program layanan, untuk itu pilih guru yang tepat yang siap melayani" ujarnya.

"Waka kurikulum harus melakukan diagnostik terhadap gurunya terlebih dahulu," imbuhnya.

"Kalau salah diagnostik, program ini tidak berhasil," pungkasnya.

Disela-sela pembinaan tiba-tiba, Suwardi bertanya,

"Siapa guru yang menggerakkan literasi?"

Kemudian salah satu guru angkat tangan, dan diminta ke depan.  Dengan gaya santai. 

"Siapa namanya?" Tanya alumnus jurusan seni tersebut.

"Maghfur, Pak,"

Suasana semakin seru ketika guru tersebut diajak selfie dengan merangkulnya. Suasa bertambah seru ketika, tamu dari Jakarta itu mengeluarkan dompet, dan guru tersebut diminta mengambil uang yang ada di dalamnya. Naas, ternyata yang terambil bukan uang tapi boarding pass tiket kereta api. Suasana peserta tambah seru.

"Pak Kepala, Pak Maghfur ini sepertinya tidak pernah pegang uang," kelakar Suwardi di hadapan para guru MTsN 7 Kediri.

Kemudian tak kalah seru ketika ketua tim Adiwiyata, Tri Lestari juga diminta maju ke depan, dengan kuis yang sama tanpa melihat dompet, berhasil mengambil lembaran merah uang 100 ribu rupiah.

Dalam penutupan pembinaan kepala MTsN 7 Kediri, dengan didampingi oleh M. Maghfur Qumaidi ketua Tim literasi, dan kasi Pendma menyerahkan buku karya Abas Shofwan, Maghfur, dan para siswa.


Reporter, editor: Tim jurnalis

Post a Comment

Previous Post Next Post