Pawang Alam Ghaib

Oleh: Muhammad Arwani 

  


Setiap daerah memiliki tradisi dan budaya tersendiri. Setiap budaya tersebut harus tetap dijunjung tinggi oleh siapapun, terutama bagi pendatang yang berstatus sebagai tamu.


Pulau Dewata yang mayoritas penduduknya beragama Hindu mempunyai cara unik dalam setiap aktivitas mereka, mereka dianjurkan untuk selalu bersedekah dengan menggunakan sesajen sebagai upaya pendekatan kepada Tuhan Semesta Alam. Sesajen itu pun sangat bervariasi dan tersusun dari berbagai unsur, ada kalanya berupa makanan ringan, wewangian, bunga dan lain sebagainya. Dimulai dari tanggal 30 Juni-4 Juli, MTsN 7 Kediri, kami dijadwalkan untuk melaksanakan studi kenal alam (SKAL) di pulau Dewata Bali, kegiatan ini bukanlah semata untuk jalan-jalan bertamasya dengan berbelanja oleh-oleh khas Bali atau ber-selfie di tempat yang menjadi ikon Bali, namun, lebih dari itu. Tujuan utama dalam kegiatan ini adalah untuk mengamati praktik moderasi beragama di Bali yang berjalan dengan baik, yang selanjutnya dari kegiatan ini akan diabadikan dengan sebuah tulisan. 


SKAL kali ini diikuti oleh 7 rombongan bis, saya yang berada Di dalam bus 3 dipandu oleh Bli I Ketut Sulastra, dalam setiap perjalanan menuju obyek wisata yang akan dikunjungi, Bli Ketut ini selalu memandu kami terkait hal yang berhubungan dengan tradisi warga Bali. Mulai dengan praktik salam yang benar, bahasa yang sopan menurut warga Bali, larangan yang tidak boleh dilakukan selama di Bali dan tentu saja sejarah tentang asal usul tempat yang akan kita kunjungi bersama.


Salah satu larangan yang Bli Ketut sampaikan adalah untuk tidak bermain-main dengan sesajen yang terkadang diletakkan di tempat yang sangat mudah untuk dijangkau.


 Alhamdulillah, rombongan bis 3 bisa mengamalkan semua instruksi yang diberikan oleh Bli Ketut, tetapi entah kalau di bis lain, hal itu disampaikan oleh pemandu bis atau tidak saya tidak tahu, tetapi ada peristiwa yang cukup menarik, saat kami selesai berkunjung ke Penglipuran. Ada salah satu siswi yang tiba-tiba lumpuh tidak bisa berjalan terkait sesajen. Entah dia tersandung dengan tidak sengaja atau menendang sesajen itu dengan sengaja. Tetapi  yang jelas kakinya tiba-tiba tidak bisa digunakan untuk berjalan. 


Melihat kejadian itu pun saya yang berada di lokasi  cukup panik dibuatnya. Tiba-tiba ada salah satu guru pendamping kami datang meminta air putih botol sisa minuman teman-teman di dalam bis, kemudian beliau masuk ke dalam bis dan menyuruh kami mengoleskan air botol itu ke kaki teman kami yang lumpuh tadi, dalam hitungan kurang dari 2 menit, teman kami tadi bisa berdiri dan berjalan menuju bis rombongannya. Saya yang penasaran dengan jampi jampi beliau itu menghampirinya dan meminta informasi terkait hal itu .

Beliau pun dengan spontan menjawab "Oalah, itu tadi to.  Saya nggak baca jampi-jampi khusus kok, cuman saya tahu bahwa yang menggangu teman kamu tadi itu jin cewek, akhirnya jin itu saya bisikin, "Hayo kamu jangan ganggu kami, kalau Ndak, kamu bakal tak nikahi Lo!.. jinnya lari sambil bilang emoh.....!  ucap jin itu  sambil tertawa

Post a Comment

Previous Post Next Post