MTsN 7 Kediri Melaksanakan Ujian Madrasah dengan Sistem Digital

Ujian Madrasah MTsN 7 Kediri berlangsung sejak hari Senin tanggal 11 hingga 20 April 2022. Ujian tersebut diikuti oleh seluruh siswa kelas 9 sejumlah 358.

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 455 Tahun 2022 Tentang  Prosedur Operasional Standar (POS) Ujian Madrasah tertanggal 24 Januari 2022, Bahwa ujian akhir madrasah dapat memilih dua Metode yakni berbasis kertas dan CBT.

"MTsN 7 Kediri memutuskan memilih ujian madrasah berbasis CBT pada TP. 2021/2022. Disamping  untuk mengembangkan madrasah digital, madrasah juga mempunyai sarana dan prasarana yang mencukupi.  SDM-nya juga mempuni. Terlepas dari itu untuk mendukung program Adiwiyata dalam mengurangi limbah kertas," ucap Sahroeni, S.Pd., M.Si.

Dia juga menambahkan bahwa, sampai saat ini belum dipastikan sepenuhnya  aman dari virus covid-19, sehingga pembelajaran tatap muka pun masih  berubah-ubah. Methode ini  sebagai antisipasi apabila terjadi perubahan sistem pembelajaran.

"Bila nanti sewaktu-waktu terjadi perubahan, misalnya tidak diperbolehkan tatap muka, ujian akhir ini masih dapat berlangsung dengan menggunakan sistem daring," imbuh Waka kurikulum MTsN 7 Kediri itu.

Dalam pelaksanaanya ujian CBT ini menggunakan HP Android sebagai sarana pengganti fungsi  komputer. Hal tersebut tentunya dengan berbagai pertimbangan,  mengingat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh sarana tersebut.

Menurut Muhammad Syahrizal Firdaus, S.Pd, selalu  koordinator proktor dan teknisi ujian madrasah, bahwa menggunakan Android lebih hemat karena paperless, lebih cepat, karena hasil langsung bisa dilihat secara realtime, Soal dan jawaban ujian di CBT bisa langsung teratasi apabila ada kekurangan/kesalahan dalam penginputan,  waktu ujian dapat terlihat secara langsung, ada tombol ragu-ragu dalam aplikasi CBT apabila dalam menjawab soal masih belum jelas.

Namun demikian, menurut pria asal kota Malang itu, selain dengan berbagai kelebihan, juga ada kekurangannya menggunakan HP, masih rawan dalam menyontek, membaca soal menggunakan Hp,  menyebabkan mata cepat lelah, Hp harus mempunyai memori yang memadai agar ujian dapat dilaksanakan secara lancar, harus mempunyai akses point pada setiap titik ujian, agar dapat terjangkau di seluruh ruang yang digunakan sebagai tempat ujian, dan menggunakan listrik untuk server dan akses point.

"Kendala ujian madrasah lainya, antara lain listrik harus selalu on, Hp setiap siswa banyak yang belum pernah dibersihkan sistem maupun historynya yang berakibat ujian lemot/tidak lancar, " ungkap Syahrizal.

"Tapi semuanya bisa diatasi, oleh kekompakan panitia dan Tim CBT," imbuhnya.


Repoter dan editor : Tim Jurnalis

Post a Comment

Previous Post Next Post