Bulan Suro/Muharram

 

          Senin, 9 Agustus 2021 yang lalu, bisa dibilang akhir tahun 1442 H dan Selasa 10 Agustus 2021 merupakan awal tahun 1443 H. Banyak sunah-sunah yang dianjurkan untuk diamalkan ketika akhir dan awal tahun. Contohnya: Puasa akhir dan awal tahun, memakai celak ketika awal tahun, karena katanya bisa mencegah sakit mata selama setahun kedapan, tapi semuanya kita kembalikan lagi kepada Allah Swt. Biasanya juga di pondok ku rutin dilakukan dzikiran membaca Ayat Kursi sampai ratusan kali, dan menulis Basmalah bejumlah 300 lebih setiap akhir tahun menuju awal tahun baru Hijriyah. Tapi apabila di rumahku biasanya diadakan pawai keliling, tapi itu duku sebelum pandemi. Tak hanya itu biasanya ketika sudah masuk bulan Muharram/Suro di dusunku sering mengadakan acara-acara seperti selametan, pagelaran wayang, jaranan, dan lain-lain. Tapi lagi-lagi itu dulu sebelum pandemi.


         Berbicara tentang bulan muharrom, bulan ini penuh cerita. Baik mistis maupun cerita yang seru. Sebenarnya juga banyak mitos-mitos dan larangan-larangan bulan Suro yang berkembang dalam masyarakat terkhususnya Jawa, juga salah satunya di daerahku. Tak hanya mitos, tapi juga ada yang memang benar adanya. Persoalan-persoalan bulan Suro (mitos dan larangan) bulan Suro akan kusebutkan, salah satunya adalah dilarangnya mengadakan hajatan saat bulan Suro. Entah mengapa, akupun sampai saat ini masih mencari tahu tentang hal itu. 

            Apabila aku ditanya apakah aku percaya dengan hal-hal semacam itu, terkadang aku percaya tapi terkadang aku juga tak percaya. Aku mempercayainya karena,

Aku lahir, besar, dan mencintai tanah jawa, jadi aku harus mempercayai dan melestarikannya.

Keluarga besarku, terutama bapak dan juga ibuku juga mempercayainya, maka aku juga harus mempercayainya

Tapi juga ada beberapa hal yang membuatku tak percaya, biasanya karena faktor,

Tidak masuk akal

Bertolak belakang/ melanggar syariat Islam

Aku tak akan mengikuti atau mepercayai apabila permasalahan-permasalahnnya mengandung 2 hal di atas

               Tapi kembali lagi kepada pribadi masing-masing. Boleh percaya juga boleh tidak percaya. Dan kita pun tidak bisa memaksa seseorang untuk percaya tentang permasalahan-permasalahan yang ada di bulan Suro. Juga setiap orang mempunyai cara masing-masing untuk memaknai bulan Suro.

UNTUK KITA SEMUA, SELAMAT MENYAMBUT TAHUN BARU HIJRIYAH 1443.

Penulis: Tri Esti Budi Utami

Editor: Tim Jurnalis



Post a Comment

Previous Post Next Post