Studi Literasi MTsN 5 Tulungagung ke MTsN 7 Kediri



Jumat, 26/Maret/2021. Kemarin 25/Maret/ 2021 pukul 09.00 WIB MTsN 5 Tulungagung mengunjungi MTsN 7 Kediri dalam rangka studi literasi. Kunjungan tersebut dipimpin oleh kapala madrasah Muhammad Dhofir dan diikuti oleh 10 anggota tim Literasi.  Kehadiranya disambut langsung oleh kepada madrasah Muhammad Zainnudin ketua tim literasi di ruang kepala madrasah, kemudian dilanjutkan ke ruang pertemuan.



Muhammad Dofir menyampaikan bahwa kehadirannya ke MTsN 7 Kediri ini ingin menimba ilmu tentang madrasah literasi. Dia ingin agar madrasahnya juga bisa menjadi madrasah literasi dengan menggerakan guru dan siswanya lebih literat. “Kami ke sini ingin tahu bagaimana peta jalan  untuk menjadi madrasah literasi, karena terus terang untuk mengawali kami masih awam, sehingga perlu tahu mulai dari mana kami harus melangkah, dan langkah apa yang harus kami lakukan,” ucap Dhofir. 


Sementara itu Zainuddin menanggapi bahwa Literasi di MTsN 7 Kediri berjalan sejak dicanangkannya gerakan literasi madrasah, diawali dengan membuat tim literasi. Tim tersebut bertugas untuk merumuskan program apa yang akan dilakukan. Selain itu dia menyatakan dengan adanya prestasi lembaga, maka secara tidak langsung prestasi siswa akan terangkat dengan sendirinya, demikian pula prestasi gurunya. Minimal saat ini telah banyak guru  dan siswa yang telah menulis dan menerbitkan buku. “ Saya sendiri awalnya alergi dengan kegiatan menulis. Namun sejak Pak Maghfur membuat koran digital itu, akhirnya saya rajin menulis. Saya juga sudah menulis  dua buku tunggal dan beberapa buku antologi, di antaranya moderasi beragama jilid 1, 4, dan 5, serta antologi lain,” paparnya. “Saat ini kami juga mengembangkan madrasah riset, robotik, dan untuk program-program yang kami canangkan tetap berjalan seperti madrasah Adiwiyata, anti sampah plastik, dan wasyatiah,” lanjut kepala madrasah yang menjabat di MTsN 7 Kediri yang lebih dari 4 tahun itu.



Muksin Zeni ketua tim literasi lebih banyak memaparkan program-progran yang selama ini sudah berjalan. Dia memaparkan kegiatan literasi sebelum pandemi, mulai kegiatan siswa membaca buku non pelajaran, lomba kelas literasi, dan kegiatan literasi yang lain. “Anak-anak ternyata antusiasnya cukup tinggi dalam kegiatan literasi, baik itu membaca, maupun menulis. Ketika kegiatan literasi berjalan banyak bermunculan penulis-penulis dari kalangan siswa,” ujarnya.



Usai pemaparan kegiatan dilanjutkan tanya jawab dari para peserta. Namun sebelum itu M Maghfur Qumaidi juga memaparkan aplikasi program literasi yang selama ini berjalan. Menurutnya Literasi merupakan pembekalan siswa untuk memberi life skill kecakapan hidup. Literasi menyangkut banyak hal, baik kemampuan intelektual, kemampuan bekerjasama, komunikasi dan masih banyak lagi.

Dalam tanya jawab banyak pertanyaan yang di sampaikan oleh para peserta di antaranya tentang motivasi gerakan literasi. Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab oleh tim MTsN 7 Kediri, karena literasi di MTsN 7 Kediri berjalan secara alamiah. Namun demikian, bukan tidak ada proses yang direncanakan. Maghfur Qumaidi menjelaskan kronologis tentang literasi di MTsN 7 Kediri mulai dari awal sampai kini, dan pihak mana yang terlibat dalam gerakan literasi tersebut. 

Muksin Zeni, juga menambahkan bahwa gerakan literasi harus dikawal dengan sungguh-sungguh dan semua harus mentaati keputusan kepala madrasah, dalam menjawab salah satu pertanyaan dari ketua tim literasi MTsN 5 Tulunggung. Dia juga menjelaskan dari mana dana literasi diperoleh, ketika menjawab pertaanyaan, tentang anggaran yang dibutuhkan. Jawaban berbeda disampaikan Maghfur, Bahwa literasi tidak sepenuhnya digerakkan oleh uang. Namun, kesadaran untuk mengajar dan memberi pembekalan kepada peserta didik itu yang lebih utama.

Mahfud salah satu peserta meminta lima trik atau kunci untuk membentuk madrasah literasi.  Muksin Zeni menyampaikan 1. Membentuk Tim literasi berdasarkan surat keputusan kepala madrasah, 2. Membagi tugas secara jelas. Maghfur menambahkan, 3. Kesediaan guru untuk membimbing, 4. Tim yang solid dan lengkap. Muthorikah menambahkan perlu adanya fasilitas yang memadai serta adanya duta literasi anak.

Usai kegiatan tersebut kepala MTsN 5 Tuluangagung memberikan penghargaan dari kerajinan marmer yang merupakan ciri khas kota Tulungagung, dan kepala MTsN 7 Kediri juga memerikan kenangan buku-buku terbaru karya siswa dan guru. Salah satu buku yang berjudul “Menyingkap rahasia bumi literasi” diharapkan dapat menjadi peta jalan dalam gerakan literasi di madrasah yang berada di kota marmer itu.

Reporter : Zarit Salsabila Azzahro

Editor      : Putri Chakiki

Post a Comment

Previous Post Next Post