Jangan Membenci Guru

Karya: Niha Hanum

“Assalamualaikum,” ucap salam Nana dan Rizki bersama-sama.

“Waalaikumsalam,” jawab ibunda sembari menghampiri mereka.

Nana dan Rizki langsung mencium tangan sang ibunda dengan santun.

“Bunda, kesel banget deh sama Bu guru. Masak ngasih tugas banyak banget. Dikumpulkan besok lagi, iih. Bu guru nggak mikirin muridnya apa?” keluh Nana kepada ibunda dengan raut wajah sebal.

“Iya, Bunda. Rizki juga kesel,” tambah Rizki.

Rizki dan Nana adalah saudara kembar. Namun Nana yang pertama kali melihat dunia.

“Ayo kita duduk dulu, ada yang mau bunda sampaikan,” pinta ibunda.

Nana dan Rizki mengangguk. Lalu mereka bertiga duduk di sofa ruang keluarga.

“Sebelum bersekolah, kalian sudah bisa menulis belum?” tanya ibunda menatap kedua anak kembarnya dengan penuh kasih sayang.

“Belum bisa, bunda,” jawab Rizki sedikit kebingungan mengapa ibundanya menanyakan hal itu.

“Lalu, setelah sekolah kalian sudah bisa menulis apa tidak?” tanya ibunda lagi.

“Sudah, bunda. Memangnya kenapa?” jawab Nana disertai dengan pertanyaan.

“Hayo, siapa yang buat kalian bisa menulis?” tanya ibunda lagi dan lagi.

“Bu guru dan pak guru,” jawab Nana dan Rizki kompak.

“Dari contoh yang telah bunda berikan tadi, dapat diketahui bahwa guru adalah orang yang paling berjasa dalam kehidupan kita. Kalau tidak ada guru siapa yang mengajari kita membaca dan menulis?” jelas ibunda.

“Iya, bunda. Kalau tidak ada guru, Nana pasti tidak bisa membaca dan menulis. Ternyata jasa guru tak terhingga ya,” ujar Nana.

“Benar, bunda. Pasti berat sekali perjuangan guru mendidik murid-muridnya agar menjadi orang yang pandai. Tapi, Rizki dan Nana sebagai muridnya malah membencinya, benar-benar tidak tahu terima kasih,” lanjut Rizki.

“Wah, anak-anak bunda hebat ya. Jadi, guru itu memberikan tugas kepada murid-muridnya agar mereka menjadi semakin pintar. Menjadi guru itu sangat sulit, karena harus bersabar mengajari murid-muridnya yang tidak semuanya nurut. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, mereka memberikan ilmu mereka yang bermanfaat kepada murid-muridnya. Agar kelak mereka menjadi orang yang sukses, dan dapat mewujudkan cita-cita bangsa,” jelas ibunda.

“Oo, jadi gitu, bunda. Mulai sekarang, Nana janji tidak akan membenci Bu guru dan pak guru lagi,” kata Nana penuh semangat.

“Rizki juga janji,” tambah Rizki.

“Mulai sekarang, kalian harus patuh dan nurut kepada bu guru dan pak guru ya,” ujar ibunda dengan senyumnya.

“Nana dan Rizki janji," jawab Nana dan Rizki kompak.

Ketiga orang yang tengah berbincang-bincang di ruang keluarga itu pun tertawa bersama-sama.

Editor: Zar-8i

Post a Comment

Previous Post Next Post