Guruku Jasamu Tiada Tara

 

Oleh: Putri Chakiki

Kebanyakan orang sukses berawal dari belajar. Guru merupakan salah satu tokoh utama dalam kesuksesan di hidup kita. Hampir setiap orang merasakan pendidikan, baik sekolah negeri maupun swasta.  Semua itu berawal dari ajaran guru. Betapa mulianya pekerjaan seorang guru.

“Wahai guruku, aku bisa menulis karena engkau.”   

“Aku bisa membaca juga karena engkau.”    

“Aku bisa memahami sebuah arti kata juga karena engkau.”     

“Banyak yang aku bisa itu semua karena engkau.”    

“Tapi mengapa banyak orang yang tidak menghargai engkau setelah berhasil. Apakah mereka lupa kerelaan dan keikhlasnya?” 

“Apabila tidak ada engkau, seperti apa jadiku sekarang.”      

“Terimakasih banyak atas semua jasa-jasamu yang tak kan pernah teputus,                                             oh guruku....” 

Tapi sayang sekali di negara kita, penghargaan guru masih minim, guru itu masih kurang dihargai dengan baik, pantas dan benar. Walaupun memang sudah ada sertifikasi, namun untuk mendapatkannya dibutuhkan persyaratan yang cukup rumit, terutama untuk guru-guru yang sudah lansia dan sudah waktunya untuk pensiun. Apalagi dengan adanya penyesuaian kemajuan teknologi membuat guru tidak bisa  berbuat banyak. Selain itu pemerintah juga menuntut banyak setelah mendapat sertifikasi.

Padahal betapa beratnya guru menjalankan tugasnya sebagai pengajar, tidak semua siswa baik dan rajin belajar. Para siswa itu mempunyai ragam sifat dan karakter. Banyak siswa yang rajin dalam mengerjakan tugas dan taat pada peraturan sekolah. Namun, tidak sedikit siswa yang nakal tidak mau diatur, mereka tidak mau mengerjakan tugas-tugas guru, apalagi di masa pandemi Covid-19, ketika belajar di rumah mereka tidak mau belajar bahkan handphone yang diberikan orangtuanya digunakan untuk bermain game, media sosial, dan lain-lain. mereka tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan guru. mereka mengabaikan E-Learning yang disiapkan sekolah. Dalam situasi normal sebelum pandemi Covid-19 juga malas beragkat ke sekolah, mereka suka nongkrong di warung kopi dengan fasilitas wifi. 

Selain itu, ada masalah lain yang sangat memprihatinkan, terdapat anak usia sekolah. Namun, oleh orangtuanya tidak boleh berangkat ke sekolah, karena orangtuanya berpikir dari pada sekolah lebih baik mencari makanan atau mengurusi ternak, misalnya memberi makan kambing, sapi, dan lain-lain. Katanya itu lebih menghasilkan, dari pada sekolah tidak dapat uang. Namun, situasi pendidikan yang seperti itu, guru tetap dengan sabar berusaha menyelasaikan permasalahan tersebut. 

Belum lagi untuk daerah terpencil, guru benar-benar dituntut atas  kerelaannya, karena selain permasalahan disekolah guru juga harus berhadapan dengan alam, yang tidak bersahabat, jarak tempuh yang sangat jauh, mendaki bukit, berkawan dengan lumpur di kala hujan, dan masih banyak lagi tantangan untuk guru di daerah perbatasan. Belum lagi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah yang kurang memadai, semakin menyulitkan guru untuk menyalurkan ilmunya. 

Dalam situasi sebagaimana di atas, guru tetap rela untuk anak didiknya yang juga bersemangat meraih ilmu untuk masa depan diri dan bangsanya. Namun, ini sangat disayangkan, pemerintah daerah yang kurang memperhatikan. Itulah mengapa menjadi guru di daerah terpencil sangat minim. 

Gaji tidak menjadi halangan dalam menebarkan pengetahuan miliknya. Upaya untuk membuat sistem mengajar yang lebih baik lagi merupakan cita-citanya sebagai seorang guru. Berperan sebagai guru bukanlah perkara yang mudah, ada banyak tugas yang harus dilaksanakan. Mendidik bukan hanya sekedar untuk mencerdaskan anak didiknya lewat prestasi akademik saja. Sikap, akhlak, dan perilaku termasuk kedalam paket tugas yang harus dijalankan oleh seorang guru. Oleh karenanya, kita sudah sepatutnya menghormati dan memahami beban berat yang dipikul oleh seorang guru. Perlakukanlah guru dengan baik dan sopan karena mereka merupakan orang tua kita di dalam lingkungan pendidikan.

Sebutan pahlawan bukan hanya untuk para pejuang yang melawan penjajah, tapi ada mereka yang dengan sabar dan tabah memberikan jasa sekuat tenaga demi mencerdaskan anak-anak bangsa, dia adalah guru, orang dengan gelar memberi ilmu dengan biaya ikhlas tanpa kenal waktu.

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang mengorbankan pikiran dan tenaganya demi mencerdaskan anak bangsa. Majulah terus pahlawan tanpa tanda jasaku, kami menghormatimu, kami menghargaimu, dan kami sangat berterima kasih kepadamu. Mungkin keperdulianku belum seberapa dibanding jasa-jasa dan perjuangan yang telah engkau berikan untukku. Terimakasih Guruku, Semoga samudera ilmumu bermanfaat bagi kami.

Penulis: Kiki-7d

Editor: Zar-8i

Post a Comment

Previous Post Next Post