Sosok Inspiratif Telah Hadir di MTsN 7 Kediri

 Catatan : M. Maghfur Qumaidi

 Pimpinan Redaksi Teropong Madrasah

Tanggal 7 Juni 2022 dini hari merupakan moment penting yang patut dicatat.

Ketika bapak kepala madrasah lama berkabar akan ada pelantikan. Filling saya, beliau akan meninggalkan MTsN 7 Kediri. Pagi bakda salat subuh pun saya perjelas, ternyata benar dugaan itu. Dan saya diminta menghendel semua materi untuk presentasi karena beliau pasti datang terlambat.  

Sebagai orang bawah tentu berharap dipimpin oleh sosok yang terbaik.

Saat acara berlangsung usai saya mengisi materi, saya pun mendapat kabar dari kolega. Bahwa Bapak Abas Shofwan, S.Pd., M.Pd.I. menggantikan Bapak Muhammad Zainuddin, S.Pd.I., M.Pd.I. saya pun tersenyum dalam hati. Sosok Pak Abas bukanlah sosok yang asing bagi kami.

Saat acara Rakorev,  jeda kegiatan tiba-tiba beliau muncul. Kami pun berpelukan seperti sahabat yang lama tidak bertemu. Tapi, pelukan itu segera saya lepas. Karena saya ingat bahwa dia atasan saya. Saya pun mengucapkan selamat pada beliau. Dan "Akhirnya sampai juga, dan kita bertemu di sini," ucap saya padanya. Seperti biasa dia menebar tawa tidak bisa menutupi kegembiraannya. Kejadian itu seperti dramatis, tapi itu adalah fakta yang terjadi.

Pikiran saya pun melayang tentang pertemuan kami di LPMP Batu Malang, kebetulan dia satu kamar dengan saya. Dia banyak bercerita tentang kedukaan dalam menghadapi situasi, serta orang-orang yang selalu mensuportnya. Tentu saya tidak ingin bercerita tentang hal itu, karena saya diminta untuk merahasiakan semua. Dan itu pun masuk memori saya.

Namun, saat bercerita di wajahnya tidak terlihat sorot kebencian. Bahkan dia menyampaikan pada saya sambil diiringi oleh derai tawa.

"Saya akan mengambil hikmah, dan ingin belajar memahami," ucapnya.

Meski laki-laki dari dua putra itu terkenal dalam bidang kepramukaan. Tapi tetap saya curigai selalu ada di balik setiap event-event siswa. Beberapa kali siswa bimbingan LKTI saya berhadapan dengan siswa MTsN 6 Kediri. Saat itu pula keberuntungan tidak banyak berpihak pada kami, "kalah".

Terkait dengan LKTI ada dua madrasah di kabupaten dan kota Kediri yang membuat saya harus mengerutkan jidad dan membuat ketir-ketir. Pertama MTsN 2 Kota kediri, yang kebetulan ada nama besar di sana dia adalah Bu Enik Kurniawati. Beliau adalah sosok gigih dan berkali-kali mengantarkan siswanya dalam ajang LKTI tingkat Nasional. Dia adalah teman seangkatan di MAN 3 Kota Kediri (Sekarang MAN 2 Kota Kediri).

Yang kedua adalah MTsN 6 Kediri. Walau madrasah tersebut sangat unggul di kepramukaan dibawah komando Pak Abas. Namun, sepertinya juga ingin merebut prestasi yang lain. Tentu keinginan itu tidak main-main, pasti ingin mendulang sukses seperti kegiatan kepramukaannya. Semua itu terbukti, siswa kami harus bertekuk lutut dalam ajang LKTI di MAN 2 Kota Kediri. Siswa bimbingan saya harus tersisih. Saya selalu terpikir Pasti ada nama Abas Shafwan dibalik kekalahan kami.

Terlepas dari itu. Bersama MTsN 7 Kediri kami pernah mengikuti LIPM. Lagi-lagi di kabupaten kami harus berhadapan dengan MTsN 6 Kediri. Saat itu saya bersama Pak Muksin Zeni Supraba membawa portofolio yang kami garap berminggu-minggu bersama tim literasi. Portofolio kami tipis. Kami sempat pasrah, melihat portofolio MTsN 6 Kediri yang tebalnya mungkin 5 kali lipat. Lagi-lagi Pak Abas yang mengawal MTsN 6 Kediri. Saya berpikiran dia dibalik pembuat portofolio setebal itu. Meski saat itu kami yang memang.

Saya juga masih mencatat ketika gencar-gencarnya literasi dan gandrung dalam lomba menulis. Saya juga berhadapan dengan beliau, dalam lomba menulis bertemakan "Pendidikan Karakter," dia menulis tentang kepramukaan dan saya menulis tentang pesantren. Ketika di LPMP Batu, kami juga sempat adu argumen, yang intinya Pramuka dapat menjadi alternatif pembentukan karakter peserta didik. Saya juga bersikukuh, bahwa pesantren adalah pengawal moral dan pembentuk karakter. Saya tidak ingin menyebut pemenangnya, karena hadiah sebesar 2,5 juta itu sudah saya habiskan. Sepertinya jiwa pramukanya bukan hanya mendarah daging, tapi  sudah menjadi nafas bagi alumnus MAN 2 Kota Kediri itu (dia adik Alumni saya).

Agak lama kami tidak berjumpa. Kalaulah bertemu mungkin melalui media sosial atau WhatsApp terkait dengan penerbitan buku, karena kebetulan saya berkecimpung dalam bidang literasi perbukuan, dan saya adalah editor dari dua bukunya di antara buku-buku yang dia  tulis. Dia juga sosok penulis yang banyak melahirkan buku.

Meski tak berinteraksi secara langsung. Melalui media sosial kami biasa saling menyemangati. Saya selalu mengikuti dan seperti biasa hanya menyematkan tanda jempol untuk beliau, apalagi saat dia mengunggah hasil kejuaraan dalam berbagai event baik siswanya maupun dia sendiri.

Tahun lalu, saya dan 6 orang guru MTsN 7 Kediri dipaksa untuk ikut lomba guru  berprestasi tingkat nasional oleh bapak kepala madrasah yang lama. Lagi-lagi nama Abas Shofwan muncul dalam pengumuman sebagai kompetitor. Dalam perjalanan kami harus bertekuk lutut, dan tersisih. Pak Abas melaju hingga tingkat nasional dan ditetapkan menjadi juara 1. Sebagai kompetitor tentu kami iri, namun tidak dengki. Saat itu dalam hati, saya ingin menghubungi dan berguru padanya. Tapi karena kesibukan, hingga kini tak sempat.

Takdir itu telah menjawab angan-angan saya. Dan Abas Shofwan, S.Pd., M.Pd.I. dilantik menjadi kepala MTsN 7 Kediri. Selamat Pak Abas, semoga setiap pertemuan membawa keberkahan, dan yang paling penting saya ingin meminta kunci sukses itu. Dan yang lebih penting, semoga prestasi-prestasi panjengan bisa menginspirasi bagi semuanya. Selamat datang sosok inspiratif, kami menunggu karya-karya terbaikmu di MTsN 7 Kediri. Selamat Pak Abas perjuangan itu ternyata tak ada yang sia-sia. Tapi feling saya sepertinya membaca Pak Abas Tak akan lama di MTsN 7 Kediri, karena ingin melanjutkan perjalanannya. Menapaki karirnya. 


Salam literasi

Post a Comment

Previous Post Next Post