Hari Lingkungan Hidup Sedunia, MTsN 7 Kediri Belajar Budidaya Anggrek dan Teknologi Penghancur Sampah

Tim Adiwiyata MTsN 7 Kediri Memperingati hari lingkungan hidup sedunia. Kegiatan tersebut berlangsung di dusun Sabiyu desa  Besowo Kecamatan Kepung. Aktivitas yang dipimpin oleh ketua program Adiwiyata, Tri Lestari, S.Pd, diikuti oleh guru, karyawan, dan siswa MTsN 7 Kediri. Hari lingkungan hidup seharusnya pada tanggal 5 Juni 2022. Namun, karena padatnya acara kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari ini. 

Menurut Tri Lestari, bahwa dalam memperingati hari lingkungan hidup ini sengaja dipusatkan di Rumah Orchid mengingat akan ada dua hal penting, yang pertama budidaya bunga anggrek, dan mesin pemusnah sampah. Mengingat sampah sampai hari ini menjadi masalah yang cukup krusial yang harus ditangani segera.

"Selama ini sampah adalah salah satu sumber pencemaran. Dan sampah sulit untuk dimusnahkan. Pak Zainal Abidin ini ternyata punya alat yang bisa mengurangi pencemaran lingkungan. Asap dari hasil pembakaran alat tersebut juga sesuai standar lingkungan," ungkap Guru Matematika itu.

Sementara itu Zainal Abidin pemilik Rumah Orchid memberi penjelasan budidaya anggrek.

"Saya belajar budidaya anggrek ini modal nekad," ucapnya saat membuka penjelasan.

Pria akrab disapa Abid itu menjelaskan bila terlalu banyak teori maka akan takut memulai, sehingga yang penting ada keberanian untuk menanam. Dia juga menjelaskan bahwa anggrek adalah tanaman bandel (daya  tahan hidup) yang penting pada suhu dan kelembapan. Pria yang pernah berbisnis usaha bengkel itu juga menjelaskan cara menanam mulai dari alat yang digunakan, juga antrakol fungisida, mos hitam, pakis atau akar kadah. Sebelum digunakan harus direbus terlebih dahulu untuk mensteril gulma, setelah itu direbus, dan dimasukan ke botol sebagai media.

Usai menjelaskan cara Budi daya anggrek, pria yang berumur 60 an tahun itu menjelaskan tentang Teknologi tepat guna alat pemusnah sampah.

Menurut Zainal, selama ini sampah menjadi masalah yang cukup berat apalagi di kota kota besar maka dengan kita membuat  Insenenator atau penghancur sampah ini  dalam rangka membantu dan menjadikan solusi pengatasan sampah, namun dengan adanya simulator ini adalah jalan keluar yang paling berat, setelah dipilah dari sampah, sampah sudah tidak ada yang bisa dimanfaatkan baru kita letakkan, karena apa lebih lebih sampah plastik itu yang sudah tidak bisa dimanfaatkan kalau kita tanam di dalam tanah dua tahun tidak bakalan subur. Ini yang menjadi sebuah persoalan. 


"Nah kalau masyarakat identifikasi solusi maka masyarakat kita cenderung membuang sampah seenaknya," ungkap mantan pebisnis bengkel itu.

Volume untuk penghancur sampah sementara menyediakan volume volume tabungnya sekitar satu meter kubik koma dua, inisiator ini nanti berfungsi sebagai bak sampah. Inisiator ini mempunyai kapasitas daya tampung yang lumayan banyak dan tidak setiap hari terus membakar, sehingga juga tidak dapat dijangkau oleh lalat serta tidak berserakan sehingga istilahnya lebih sehat. 

Tri Lestari, selaku ketua adiwiyata MTsN 7 Kediri menjelaskan bahwa kegiatan hari ini untuk memperingati hari lingkungan hidup sedunia. 

"Kita berupaya menjaga lingkungan hidup kita, kebetulan kita di rumah orchida tentang budidaya tanaman anggrek dan juga budidaya tanaman aglonema. Dan juga kita diajari mengolah sampah, kebetulan Pak Zainal Abidin mempunyai alat yang bisa digunakan untuk membakar sampah dan mengolah sampah menjadi abu yang ramah lingkungan, dan intinya polusi udara itu sudah aman dan tidak mencemari udara dan sisa abunya itu tidak mencemari tanah," ungkap Tri Lestari.

Reporter: Camilla Fhadillah Arifin 

Penulis berita: Nuzulin Ladayka Nur 

Editor.             : MQ. Tim Jurnalistik 


Post a Comment

Previous Post Next Post