Surat Rindu Untuk Ibu*

 


 Oleh : Isna Ariefatul Muhimmah

Hari ini, 22 Desember aku abadikan untuk mengenang cinta kasihmu.Aku ucapkan Selamat Hari Ibu untuk ibuku dan seluruh ibu yang ada di Nusantara.Aku persembahkan surat rindu untukmu, ibu.Ibu, rahimmu adalah dunia pertamaku.Suatu malam aku mendengar sebuah kisah.Kisah tentangmu ibu, tentang sejarah hadirnya aku di dunia. 


 Sejarah perjuangan dan pengorbananmu selama 9 bulan. Setiap malam,kau menangis dalam sujudmu.Melewati hari-harimu dengan menahan rasa sakit.Kau ikhlaskan semua keinginan dan anganmu, yang tak lain demi diriku.Setiap malam kau menangis untuk mendoakanku. Disela-sela harimu, kau rela sakit untuk kesehatanku. Ibu, kau kalahkan egomu untuk masa depanku.


 Ibu... keringat mengguyur tubuhmu, air mata bercucuran di wajahmu, bahkan maut dihadapanmu.Tapi kau tetap bersikukuh untuk menerjangnya, demi melahirkan aku ke dunia. Setelah aku lahir, kau gendong aku dengan penuh kelembutan.Kau susui aku dengan segenap ketulusan kasih dan sayang. Kau jaga aku dengan sekuat raga dalam bingkai penuh cinta.


 Ibu... terima kasih sudah melahirkan aku ke dunia. Berkat dirimu, aku bisa melihat cerahnya mentari.Aku bisa menikmati indahnya pantai. Dan aku bisa mendengarkan merdunya kicauan merpati.


 Terima kasih... atas linangan air matamu disetiap doa yang di dalamnya terselip namaku.

Terima kasih... untuk sholawatmu yang selalu mengiringi langkahku.

Terima kasih... atas kegelisahan hatimu disetiap sesutu yang membahayakan keselamatanku.

Terima kasih... kau telah menjadi guru pertamaku. Terima kasih... kau telah menyayangiku. Terima kasih.... kau telah mencintaiku.


 Ibu, kala aku terjatuh, kau selalu mengulurkan tanganmu. Kau pegangaku, kau sangga aku, kau topang aku, agar aku tetap bisa berdiri. Kau selalu mengajari aku sabar agar tetap semangat, meski hujatan silih berganti. Ibu, ketika aku diterkam gulita kau selalu ada untuk menjadi pelita. Meski hatimu dikuasai oleh kegelisahan, kecemasan, serta kesedihan, tapi kau selau ingat untuk berdoa Kepada Sang Khaliq. Berdoa agar Allah selalu menunjukan jalan yang lurus untuk anakmu. 


 Ibu, maafkan aku yang selama ini melukai hatimu,yang sering kali membantah kata-katamu,yang sering kali tidak mematuhi apa yang kau perintahkan.Aku belum bisa menjadi harapan dari anganmu. Aku belum bisa menjadi kenyataan dari impianmu. Ibu, maafkan aku. Betapa banyak dosaku padamu, sebanyak air di lautan. Bahkan aku yang kulakukan sering menjebakmu dalam tangis sendu. 


 Surgaku ada ditelapak kakimu,begitu banyak dosa ku perbuat balas budiku kepadamu tak kan terbalaskan karena seberapa banyak tangisanku kepadamu untuk membalas budiku itu tak seberapa besar kau melahirkanku dan seberapa banyak harta yang ku beri kepadamu tak kan cukup untuk membalas budimu.Maafkan anakmu yang selalu membuat hatimu sedih dan kecewa.


 Ibu, apa engkau seorang peramal? Yang selalu bisa mengerti saat aku sedih, senang, semua tentang aku. Maafkan aku yang hanya merepotkanmu. Aku ingin menyembunyikannya darimu. Tapi aku bukan aktor kehidupan selihai dirimu, yang tetap bisa tersenyum meski dikuasai luka.Ibu, tak jarang aku sebal dengan omelanmu yang menyetirku. Hingga suatu ketika, aku marah dengan omelanmu. Aku tak mau mendengarkanmu, aku mengelak, hingga aku mendiamkanmu. Ternyata itu bukan hal yang tepat, tidak semestinya aku seperti itu padamu. Aku rindu celotehanmu ibu.


 Ibu, betapa banyak yang kau telah berikan padaku. Meski aku sering membuatmu meneteskan air mata, tapi kau tak henti membetikan kehangatan cinta itu untukku. Semua yang kau beri untukku tiada pantas untuk kubalas, sekalipun dengan segudang lerak emas.Ibu, kasih sayangmu tak akan lenyap termakan waktu. Meski kini engkau telah berada di pangkuan Tuhan. Aku marah pada takdir. Dia dengan mudahnya membawamu pergi. Kala itu, hatiku bak tersambar petir. Aku menyesali waktu, mengapa dulu aku tak ucapkan aku mencintaimu seribu kali sehari. Aku jarang mengucapkan itu bukan aku tak sayang padamu. Tapi aku takut untuk mengatakannya. Semoga kau bersedia menerima suratan rinduku sebagai bukti cinta dan sayangku padamu.


 Yaa Allah.... Muliakanlah ibuku, ampunilah ibuku, mudahkanlah jalan ibuku, lindungi kami dari siksa kubur dan pedihnya api neraka, tempatkan ibuku di syurgaMu. Ibu kita 'kan selalu bertemu dalam doa. Semoga waktu menyatukan kita kelak di syurgaNya.


Editor:Oktiana Fitria Candra Vinata

Post a Comment

Previous Post Next Post