Perayaan Maulid Nabi di Indonesia

Oleh: Putri Cakiki

Penulis adalah anggota Tim Jurnalis MTsN 7 Kediri

Khazanah Maulid di Indonesia, momen kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awwal diperingati oleh Muslim di seluruh dunia dengan perayaan Maulid. Tak terkecuali di negara kita Indonesia, peringatan Maulid Nabi SAW dilakukan dengan berbagai ekspresi. Masyarakat Jawa misalnya, merayakan Maulid dengan membaca Manakib Nabi Muhammad dalam Kitab Maulid Barzanji, Diba’, dan acara-acara yang lainnya. Selesai membaca Manakib Nabi Muhammad SAW, biasanya masyarakat menyantap sebuah makanan secara bersama sama yang disediakan secara gotong royong oleh warga. Masyarakat Muslim tidak hanya bergembira merayakan kelahiran Nabi, tetapi juga bersyukur atas teladan, jalan hidup, dan tuntunan yang telah dibawa oleh Nabi muhammad SAW.


Bangsa Indonesia tidak hanya beragam dalam hal agama, suku, bahasa, seni, dan lain-lain, tetapi juga beragam dalam mengekspresikan tradisi keagamaan seperti Maulid. Berikut tradisi unik maulid nabi di berbagai daerah di indonesia.

1. Muludhen.

Tradisi ini ada di Madura, Jawa Timur. Pada tanggal 12 Rabiul Awal, masyarakat akan berkumpul di masjid dan membacakan barzanji atau riwayat hidup Nabi Muhammad SAW. Setelah itu warga akan memakan tumpeng bersama-sama yang sudah dibuat oleh ibu-ibu.

 

2. Bungo Lado.

Tradisi Bungo Lado berasal dari Padang Pariaman, Sumatera Barat. Tradisi ini mengumpulkan pohon hias yang berupa uang. Uang yang dikumpulkan berasal dari warga dan para perantau yang ingin menyumbang. Uang sumbangan itu nantinya digunakan untuk membangun sebuah rumah ibadah. Tradisi Bungo Lado diadakan bergantian di setiap kecamatan.

 

3. Ngalungsur Pusaka.

Peringatan unik Maulid Nabi juga diadakan di Garut, Jawa Barat. Warga biasanya memperingati hari lahir Nabi dengan membersihkan pusaka-pusaka peninggalan Sunan Rohmat (Kian Santang). Selain itu ada juga yang melakukan tradisi ini di Banten. Masyarakat juga berziarah ke makam para wali untuk menunjukkan penghormatan atas perjuangan mereka menyampaikan ajaran-ajaran Islam. 


4. Kirab Ampyang.

peringatan Maulid Nabi juga diadakan di Kudus, tepatnya di Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati. Tradisi ini diisi dengan Kirab Ampyang yang membawa arak-arakan gunungan berupa ampyang (nasi) dan krupuk. Selain itu ada juga peragaan tokoh-tokoh yang berjasa dalam pendirian Masjid Wali At-Taqwa. Setelah selesai kirab, gunungan akan didoakan ulama setempat kemudian dibagikan kepada warga.

 

5. Keresen.

Tradisi unik ini datang dari Dusun Mengelo, Mojokerto, Jawa Timur. Warga berebut hasil bumi dan pakaian yang dipasang di Pohon Keres. Pohon Keres dengan banyak buah ini menyimbolkan kelahiran Nabi Muhammad yang membawa berkah untuk masyarakat luas. 


6. Panjang Jimat.

Cirebon juga punya tradisi peringatan hari lahir Nabi. Masyarakat melakukan upacara di beberapa tempat, seperti di Keraton Cirebon, makam Sunan Gunung Jati, dan Keraton Kanoman. Upacara ini tidak hanya didatangi masyarakat Cirebon saja, melainkan ribuan masyarakat dari berbagai daerah. Puncak acaranya adalah upacara Panjang Jimat yang dilakukan di tiga keraton. Untuk di Keraton Kanoman, prosesi acara diawali dengan bunyi lonceng sebanyak 9 kali. Setelah itu diadakan kirab dengan membawa benda-benda pusaka keraton.

 

7. Grebeg Maulud.

Kata 'grebeg' berarti mengikuti. Sehingga Grebeg Maulud diartikan sebagai proses mengikuti Sultan Yogyakarta yang keluar dari keraton untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Ya, para sultan dan pembesar keraton keluar menuju Masjid Agung dengan membawa gunungan makanan. Setelah itu akan diselenggarakan doa bersama dan upacara, hingga disusul dengan perebutan gunungan oleh warga.


 8. Maudu Lompoa.

Tradisi Maudu Lompoa datang dari Takalar, Sulawesi Selatan. Tradisi ini diawali dengan mandi pada bulan Syafar yang dipimpin oleh tetua adat. Kemudian pada puncak acara, masyarakat akan berpakaian adat Sulawesi sambil membawa julung-julung yang nantinya akan diperebutkan. Julung-julung ini berisikan telur hias, nasi setengah matang, beras ketan, ayam, dan sebagainya. Uniknya, julung-julung ini ditambahi dengan berbagai kain khas Sulawesi yang berkibar warna-warni.

 

9. Ngumbah Pusaka.

Peringatan kelahiran Nabi Muhammad juga diselenggarakan di Museum Prabu Geusan Ulum, Sumedang, Jawa Barat. Tradisi yang digelar adalah mencuci (ngumbah) pusaka yang ada di museum pada awal bulan Rabiul Awal. Ini adalah tradisi turun temurun yang dilakukan oleh Yayasan Pangeran Sumedang. Sebelum dicuci, koleksi pusaka akan diarak terlebih dahulu mengelilingi kompleks museum dan gedung negara.


 10. Sebar Uang.

Tradisi kali ini lebih unik, yaitu dengan menyebar uang di teras masjid. Tradisi yang sudah dilakukan sejak lebih dari seratus tahun lalu ini adalah tradisi masyarakat Kediri, Jawa Timur, tepatnya di kawasan Masjid Jamsaren. Tujuannya adalah agar anak-anak dapat lebih rajin beribadah di masjid. Peringatan ini pun biasanya dihadiri oleh ratusan orang yang terdiri dari anak-anak hingga orangtua.

Editor: Zar-8i

Post a Comment

Previous Post Next Post