Ghost Investigation Day.*

*Ghost investigation day.* 

Siang ini aku dan mama sedang memasak di dapur, tiba tiba seseorang mengetuk pintu rumah. Siapa itu?, pikirku. Aku pun bergegas ke depan pintu untuk mempersilakannya masuk. Oh ternyata tetangga sebelah, “mamanya ada?” tanya bu Risa. Aku menjawab, ”ada.” Aku pun segera memanggil Mama, "Ma dicariin bu Risa."

“Ada apa bu?” Tanya Mama. Bu Risa pun memberi tahu Mama kalau ada tetangga yang meninggal. Mama panik dan segera menggambil baskom serta beras, “Carla, tolong ambilkan kain buat nutupin berasnya, nak!” pinta Mama. Aku pun mengiyakan dan langsung mencarikan kainnya tanpa pikir panjang. Setelah bersiap-siap, mama bergegas melayat ke tetangga bersama Bu Risa. Lalu Aku meneruskan masakan Mama yang belum jadi tadi. 

“mama pulang,” Seru adik yang menunggu mama di ruang tamu sedari tadi. Aku menyambut mama dengan mencium tangannya, lalu membawakan baskom kosong yang ada di tangan mama. Selagi Mama mencuci tangan dan membersihkan badannya, aku mau mencuci baskom itu dan kain tadi. Setelah mencuci kain Mama, aku segera menjemurnya di luar. "Cuaca hari ini agak mendung, semoga saja kainnya tidak kehujanan," harapku. tes, tes Air yang ada dikain itu menetes di dahiku ketika aku mengangkatnya, secara reflek Aku segera mengusapnya. 

Hari ini Papa nggak pulang, karena masih ada tugas di luar kota. Jadi aku harus menjaga Adik dan Mama, secara aku anak pertama. Karna sudah malam, aku menidurkan adik. Menutup pintu di seluruh rumah, dan jendela-jendela yang masih terbuka. Setelah menyelesaikan tugas-tugasku tadi, aku langsung menuju kekamar, dan tidur.

Saat aku tertidur lelap tiba tiba aku mendengar suara, suara teriakan Bu Risa meminta pertolongan dari warga sekitar karena suaminya, pak Rozak, tiba-tiba kejang-kejang. Wargapun segera menolong Pak Rozak, dan mengantarnua ke rumah sakit. Namun ketika masih dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, beliau menghembuskan nafas terakhirnya. 

Setibanya di rumah sakit, Pak Rozak dinyatakan meninggal. Setelah ditelusuri lagi, ternyata pak Rozak meninggal karena diracuni. Oleh siapa? Sosok hitam, yang memasukkan racun ke dalam makanan pak Rozak. Siapa itu? tiba-tiba aku terbangun dari mimpi. tok tok tok, "loh malam malam begini kok ada yang ngetuk pintu, bukannya mama sama adik udah tidur?", pikirku. Dengan segala keberanian aku pun segera membukakan pintu kamarku. Ternyata adik meminta untuk tidur di kamarku. Oke, deh malam ini aku harus tidur dengan adik. 

Pagi itu aku terbangun oleh suara-suara yang berisik, di dekat telingaku. Suara yang berat namun keras. Siapa itu?, tanyaku dalam hati. Ketika aku membuka mata, aku terkejut, sangat terkejut. Tiba-tiba di dalam kamarku banyak sekali makhluk aneh, sosok hitam, tinggi, dipojokan kamar. Sesuatu yang aneh, lembek, di dinding. Juga ada yang berdiri di pintu kamar. “kak...ayo bangun, papa pagi ini mau pulang loh!” teriak adik dari luar kamar. Adikku berlari kearah kamar, seketika aku menyuruhnya untuk berhenti, dan menyuruhnya agar tidak berlari. Dia tepat di depan pintu masuk kamarku. Bagaimana ini? apa ini? pikirku sedari tadi. Sampai ketika, aku ingat, malam itu aku tidur bersama adik. Setelah kutoleh, ternyata... Sosok Gadis?! Jadi semalam aku tidur bersama sosok ini? S-siapa dia? Dia masih terlelap. Kutanyakan kepada Adikku, namun Adik malah menunjukan wajah kebingungan, dan diam. 

Aku sungguh masih terkejut dan tidak percaya, "Aku? Aku bisa melihat mereka?". Awalnya aku masih takut, namun, aku percaya beberapa waktu lagi pasti aku mulai terbiasa. Sarapan kali ini jadi nggak sepi sama sekali, walaupun papa gak di rumah. Namun, ini sedikit menyeramkan. Beberapa dari mereka ada yang mengganggu makan pagiku. Aku sangat jengkel, tapi aku harus terlihat profesional, apalagi didepan adik, serta mamaku. Pagi setelah sarapan, papa datang. Aku mencium tangan papa, lalu bergegas menuju ke rumah Aria, teman serta tetanggaku. Aku sering bermain dengan Aria. Aria juga menyukai hal-hal mistis, Dia sering menceritakan cerita-cerita mistis kepadaku. Aku rasa, aku harus menceritakan ini kepada Aria, dia pasti percaya. (edit)

“Assalamualaikum, Aria!” salamku dari depan rumah Aria. Mamanya mempersilahkan aku masuk. Ternyata dia sedang ada di kamar. Dia sedang menulis sebuah diary. Saat aku mengintip dari pintu kamarnya, masuklah aku ke kamar Aria. Saat aku membuka pintu, tiba-tiba aku masuk ke sebuah hutan. Perasaan tadi aku ada di rumahnya... saat mengedipkan mata, aku malah masuk ke sebuah ruangan. Ada seorang perempuan, ah.. itu ternyata Aria, ternyata aku sudah kembali, tapi rasanya mual. “eh lu masuk kok gak salam salam sih!?” seru Aria. Aria langsung mempersilahkan aku duduk, aku terlihat sangat pucat waktu itu. Aku tidak bisa berkata apa apa tentang kejadian itu. Lalu Aria memberikan aku teh hangat, dan mengoleskan minyak kayu putih di punggungku. “ah... kenapa kamu dingin sekali? aku khawatir, apa kamu sakit?” tanya Aria mengkhawatirkanku. Seketika aku pun menjawab, dia pasti percayakan. Saat dia mendengarkan ceritaku, wajahnya terlihat biasa saja. Ternyata Aria juga sama seperti aku, hanya saja dia dapat melihat makhluk tak kasat mata sejak dari lahir, diturunkan dari ayahnya. 

Ternyata aku tidak sendirian, syukur lah. Tapi aku masih terkejut juga sekaligus bingung, kenapa Aria gak cerita itu dari dulu. Kan kita close friend, parah sih si Aria. Ternyata dia udah profesional dengan kasus kasus seperti ini, aku pun  menceritakan mimpiku tadi malam kepada Aria. Dia langsung terkejut namun mimik wajahnya terlihat bahagia. Ternyata setelah dia menceritakan semua, kita memiliki mimpi yang berhubungan. Saat itu aku gak mengetahui siapa orang yang meracuni pak Rozak, karena Ia mengenakan baju hitam, celana hitam, pokoknya serba hitam deh. Dan ternyata Aria juga mengalamu mimpi yang sama. Percaya gak percaya, dia adalah tetangga yang berjualan di gang sebelah. Ini seperti pertarungan perdagangan atau apalah. Intinya, karna pak Rozak orangnya taat beribadah, santet dan guna-guna yang diberikan oleh penjual gang sebelah tersebut tidak mempan. Pembeli dari pak Rozak tidak berkurang. Oh ya, aku belum menceritakannya, pak Rozak mewarisi toko kelontong milik ayahnya. Beliau sudah berjualan sangat lama, dan tetangga gang sebelah mulai kehilangan pembelinya. Jadi mereka menggunakan ilmu hitam untuk menyaingi dagangan pak Rozak. Tapi, itu semua gagal, karna pak Rozal tekun beribadah. Akhirnya mereka nekat untuk membunuh langsung pak Rozak, menggunakan racun. Racun itu dicampurkan didalam makan malam pak Rozak. Malam itu Bu Rosa, istri pak Rozak tidak di rumah, melainkan sedang mengaji di mushalla ujung gang. Karna merasa kelelahan dengan pembeli yang tak kunjung habis, Pak Rozak memutuskan untuk memesan makanan lewat via ojek online. Saat makanan tersebut datang, makanan yang dipesannya terlihat  mencurigakan. Namun karena Pak Rozak lapar, Ia tidak menghiraukan dan langsung menyantap makanan tersebut dengan lahap. Setelah makan malam, Pak Rozak akhirnya tidur dan nyawanya sudah tidak dapat diselamatkan. 

Setelah Aria menceritakan itu, Aku bingung harus mengambil langkah bagaimana. Kami hanya dianggap anak kecil yang hanya tau main. Apalagi soal hal-hal mistis, penduduk mesti tidak percaya kepada kita. Kita harus mengumpulkan bukti. Akhirnya aku menemukan ide untuk melihat ponsel Pak Rozak. Aria menyetujui ide ku. Dia juga meminta bantuan Bu Rosa untuk menyelidiki kasus ini. Awalnya bu Rosa menentang, tapi keluarga Pak Rozak tidak. Mereka membenarkan kata kata kami. Kami semakin optimis, orang itu pasti tertangkap. Keesokan harinya polisi dan detektif membantu kami menyelidiki rumah Pak Rozak. Mereka menemukan sampah sisa makanan pak Rozak, ponsel miliknya, dan berbagai barang bukti lainnya. Pihak ojek online juga ikut terlibat dalam kasus ini. Dengan cepat semuanya terungkap, nama baik ojek online mulai terbersihkan. Pelaku pun akhirnya ditangkap dan dikenakan hukuman penjara seumur hidup. Keluarga pelaku tak lagi berdagang. Mereka benar benar menyesal. Setelah kasus ini selesai, aku mulai lega. Aku juga mendapat sanjungan dari warga sekitar atas keberanianku, gak Cuma aku, pastinya Aria juga dong. Lelah setelah menghadapi hari ini, aku memutuskan untuk pulang. Mandi sore adalah aktivitas pertamaku, lalu kulanjutkan dengan makan, menulis diary, belajar dan menonton berita hari ini di televisi tentang kasus tadi. Ah... itu sangat menyenangkan ya, melegakan juga. Mama memberikanku hadiah juga, papa juga berjanji mengajakku keluar kota dan menjajankan aku, aku sangat tidak sabar. Malamnya, aku tertidur lelap tanpa gangguan dari makhluk apapun. Aku bermimpi melihat Pak Rozak tersenyum kepadaku, Ia berterimakasih kepadaku. Keesokan harinya, aku merasa ada yang berbeda. Kok udah nggak ada lagi ya makhluk nya. Hanya satu hari? Syukurlah. Aku juga tak mau meneruskan itu. Sangat menyeramkan kalau dipikir pikir.
Penulis: Rahma 8D
Editor: Dinda 8i

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama